Ini Faktor Penyebab Pasutri Sulit Punya Anak
A
A
A
BANDUNG - Beberapa pasangan muda kerap mengeluhkan masalah sulitnya memiliki anak. Ada beberapa factor yang menyebabkan hal itu. Dosen jurusan Biologi Fakultas SITH ITB Deti Nurdianti mengatakan kesulitan memiliki keturunan ini tidak bisa menunjuk salah satu pihak. Bisa dari pria dan juga pasangannya.
Faktor pertama dari sisi perempuan. Kaum wanita itu telah memproduksi sel telur sejak dia berada di dalam rahim ibunya. Sel telur itu diproduksi dan berhenti saat dewasa. Ketika dia menstruasi, maka sel telur perempuan berkurang setiap bulan. Perempuan akan manupouse atau tidak subur lagi saat menginjak usia di atas 40 tahun karena cadangan telur di ovarium sudah tidak ada, habis.
Factor lainnya, organ kedua yang menentukan adalah saluran telur yang normal terbuka sampai ke rahim. Jika ada gangguan di saluran telur, seperti ada blok atau perlengketan sehingga bagaimana sel telur bisa bertemu dengan sperma jika terjadi penyumbatan di saluran telur.
Selanjutnya, dirahim yang berkaitan dengan hormon. Awam menyebut dengan istilah rahimnya tidak kuat sehingga seorang perempuan tidak bisa hamil. Dijelaskannya, sebetulnya hal itu hormonal. Rahim secara hormonal tidak mampu mencarikan tempat yang cocok bagi embrio untuk menempel dan berkembang.
Adapun dari sisi pria, faktor penyebabnya hampir sama. Testis sebagai produsen. Namun, laki-laki memproduksi sperma terus menerus sampai usia tua. Kecuali ada gangguan eksternal, misalnya yang bersangkutan mengonsumsi obat-obatan yang menggangu hormonal, produksi sperma akan berhenti.
Gangguan reproduksi pada pria, pada saluran sperma. Jika terjadi gangguan, seperti sumbatan dan lain-lain pada saluran sperma, hasil produksi testis berupa sperma tidak bisa dikeluarkan sehingga tidak bisa membuahi sel telur.
“Kami sering menemukan kasus, cairan ejakulasi dari pria ada, tetapi tidak mengandung sel sperma. Kalau ada yang seperti itu, dokter ahli urolog akan mengambil tindakan mengambil langsung sel sperma dari pabriknya, yaitu testis. Namun dari tindakan ini, kami tidak bisa berharap mendapatkan sel sperma yang bagus. Terlhat bergerak saja sudah cukup,” kata Deti.
Faktor pertama dari sisi perempuan. Kaum wanita itu telah memproduksi sel telur sejak dia berada di dalam rahim ibunya. Sel telur itu diproduksi dan berhenti saat dewasa. Ketika dia menstruasi, maka sel telur perempuan berkurang setiap bulan. Perempuan akan manupouse atau tidak subur lagi saat menginjak usia di atas 40 tahun karena cadangan telur di ovarium sudah tidak ada, habis.
Factor lainnya, organ kedua yang menentukan adalah saluran telur yang normal terbuka sampai ke rahim. Jika ada gangguan di saluran telur, seperti ada blok atau perlengketan sehingga bagaimana sel telur bisa bertemu dengan sperma jika terjadi penyumbatan di saluran telur.
Selanjutnya, dirahim yang berkaitan dengan hormon. Awam menyebut dengan istilah rahimnya tidak kuat sehingga seorang perempuan tidak bisa hamil. Dijelaskannya, sebetulnya hal itu hormonal. Rahim secara hormonal tidak mampu mencarikan tempat yang cocok bagi embrio untuk menempel dan berkembang.
Adapun dari sisi pria, faktor penyebabnya hampir sama. Testis sebagai produsen. Namun, laki-laki memproduksi sperma terus menerus sampai usia tua. Kecuali ada gangguan eksternal, misalnya yang bersangkutan mengonsumsi obat-obatan yang menggangu hormonal, produksi sperma akan berhenti.
Gangguan reproduksi pada pria, pada saluran sperma. Jika terjadi gangguan, seperti sumbatan dan lain-lain pada saluran sperma, hasil produksi testis berupa sperma tidak bisa dikeluarkan sehingga tidak bisa membuahi sel telur.
“Kami sering menemukan kasus, cairan ejakulasi dari pria ada, tetapi tidak mengandung sel sperma. Kalau ada yang seperti itu, dokter ahli urolog akan mengambil tindakan mengambil langsung sel sperma dari pabriknya, yaitu testis. Namun dari tindakan ini, kami tidak bisa berharap mendapatkan sel sperma yang bagus. Terlhat bergerak saja sudah cukup,” kata Deti.
(tdy)